Macam-Macam Media untuk
Beriklan di Internet
Toko online
Hampir
setiap hari iklan teman-teman muncul di beranda Facebook saya, belum termasuk
iklan orang lain dan iklan yang dipromosikan oleh Facebook sendiri. Begitupun
Twitter, Instagram, dan media sosial lain. Ada yang menjual barang sendiri, ada
yang barang orang lain, ada juga yang menjual jasa. Media yang sebenarnya untuk
jejaring pertemanan menjadi semakin kabur maknanya, menjadi media jualan.
Tak
ketinggalan pula blog, toko online, e-commerce, webinar, dan lainnya. Semua ini
merupakan cara-cara beriklan melalui internet yang sering ditemui.
Orang Indonesia Mulai
Beralih ke Belanja Online
Belanja online
Di
zaman kemajuan teknologi seperti ini banyak orang yang sudah lekat dengan
internet (gadgetnya). Berdasarkan Riset yang dilakukan oleh Google dan Temasek,
Indonesia tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna internet tercepat
di dunia. Selama 2015-2020 proyeksi pertumbuhan rerata tahunan (CAGR) Indonesia dalam angka berada pada posisi 19
persen.
Seiring
dengan itu, jumlah konsumen online di Indonesia ikut meningkat. Terutama
generasi Z (Gen Z) yang lebih menyukai belanja online. Hasil riset dari
eMarketer pada 2016 memperkirakan akan adanya kenaikan konsumen online dari 7,9
juta orang di tahun sebelumnya menjadi 8,6 juta di tahun ini. Dengan jumlah
populasi penduduk terbesar di ASEAN dan volume pasar yang sangat besar,
Indonesia dapat menjadi pasar e-commerce yang sangat menjanjikan.
Apa yang Biasa Dibeli
Online?
Produk pakaian
Barangkali
ada yang kemudian bertanya-tanya, apa sih yang biasa dibeli orang Indonesia via
internet?
Kalau
mengacu pada Hari Belanja Nasional (Harbolnas) 12-14 Desember tahun lalu,
produk fashion-lah jawabannya. Disusul dengan gadget dan produk elektronik.
Belanja
Di
luar Harbolnas, PwC Indonesia dalam survey yang bertajuk Total Retail Survey
2017, menyebutkan bahwa 59 persen konsumen lebih memilih belanja ke toko online
untuk produk jenis buku, musik, film, dan video games. Sedangkan untuk belanja
berbasis internet masih didominasi oleh produk jenis pakaian, yaitu sebesar 53
persen.
Persaingan antara Iklan
Internet dengan Iklan Media Cetak
Media cetak dan elektronik
Dengan
beralihnya belanja konsumen ke media online, terdapat tren penurunan iklan di
media cetak. Pendapatan iklan majalah telah susut 42,8 persen sepanjang
2007-2015 dan 15,8 persen dari 2015-2016. Sementara iklan koran menurun sebesar
4,5 persen dari 2015-2016. Hal ini menyebabkan beberapa media cetak mengalami
kebangkrutan.
Belanja
Iklan Koran, Majalah dan Tabloid 2011-2016
Sebaliknya,
kabar gembira datang dari iklan internet (digital). Berdasarkan data statistik dari Magna Global, sejak 2007
hingga 2015, pendapatan iklan digital telah tumbuh 238,7 persen atau rata-rata sebesar
16,7 persen per tahun.
Banyak Usaha Merambah
Online
Internet marketing
Sumber: http://maxpixel.freegreatpicture.com/Internet-Marketing-Digital-Marketing-Online-Marketing-1792474
Melihat
tren digital yang semakin meningkat, usaha-usaha berbasis offline mulai
merambah online. Misalnya usaha ritel. Seperti yang dilansir Bisnis Indonesia,
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan
sebenarnya 60-70 persen dari sekitar 600 anggota asosiasi sedang bersiap
melakukan konversi ke penjualan online. Bahkan beberapa di antaranya sudah
mulai beroperasi.
Demikian
pula UMKM, didorong untuk mampu memanfaatkan e-commerce.
Menuju Negara Ekonomi
Digital Terbesar Se-Asia Tenggara
“Teknologi
digital merevolusi bagaimana bisnis dilakukan dengan kecepatan yang tak
terduga.”
(Sacchin Mittal)
Ingin
menyusul sukses Amerika Serikat (AS) dan Cina sebagai negara berpendapatan
besar dari bisnis online, Presiden Joko Widodo menetapkan suatu visi ekonomi
digital. Visi tersebut adalah ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi
digital di Asia Tenggara pada 2020. Ia dipandang potensial di sektor ini karena
populasi dan Produk Domestik Bruto (PDB)-nya merupakan yang terbesar di Asia
Tenggara. Kecepatan internetnya pun sudah mulai meningkat, selain juga pengguna
telepon seluler dan intenet-nya yang terus meningkat. Oleh sebab itu, pemerintah
menargetkan, pada 2020 nanti transaksi online bisa mencapai US$ 130 miliar.
Target yang masih sangat jauh dari hasil statistik
Indonesia 2016 yang masih berada pada US$ 20 miliar.
Untuk mendukung
tercapainya visi tersebut diperlukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Meluncurkan
Paket Kebijakan ke-14 tentang Peta Jalan Sistem Perdagangan Nasional Berbasis
Elektronik (Roadmap e-commerce).
2. Memperbaiki
infrastruktur, terutama dalam sektor digital.
Misalnya:
meningkatkan kecepatan internet.
3. Pemerintah dan
perusahaan harus mengeluarkan regulasi yang mendukung digitalisasi.
4. Meningkatkan
kontribusi bisnis di sektor digital terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
5. Perusahaan-perusahaan
digital harus memberikan kesan terbaik kepada konsumen dalam menggunakan
jasanya.
6. Cyber security,
yaitu pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama dalam memberikan keamanan
bagi transaksi yang dilakukan.
7. Menghubungkan
online dengan offline, misalnya penjual online menyiapkan tempat bagi konsumen
untuk mengambil barangnya secara langsung.
8. Perusahaan harus
menggunakan analisis berbasis data untuk menentukan kebutuhan, perilaku, dan
keinginan konsumen.
Kesemua terobosan ini
menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mewujudkan visinya.
Kemudian
timbul pertanyaan, jika iklan media cetak bisa kalah oleh iklan internet,
bagaimana dengan nasib iklan TV?
Bagaimana Nasib Iklan
Televisi?
Berbeda
dengan iklan media cetak yang mulai kalah dari iklan digital, iklan televisi
masih belum terkalahkan. TV masih menjadi pilihan utama bagi produsen karena
dianggap paling representatif dan lebih tepat sasaran. Data dari Nielsen
advertising services malah menunjukkan bahwa belanja iklan televisi pada tahun
2016 tumbuh sebesar 22 persen. Perusahaan yang sama juga menunjukkan bahwa porsi
belanja iklan di 15 stasiun televisi nasional pada 2015 mencapai 72, 23 persen
dari total iklan media.
Belanja
Iklan Televisi, Koran, Majalah dan Tabloid 2010-2016
Belanja
Iklan Media 2011-2015
Magna
Global dalam risetnya pun menunjukkan hasil serupa. Pendapatan iklan internet saat
ini (US$ 160 miliar) masih berada di bawah iklan televisi (US$ 209 miliar).
Namun, Magna Global memprediksi bahwa pada tahun ini posisinya bisa saja terbalik.
Iklan digital bakal menggeser iklan televisi.
Pertumbuhan
Iklan Internet 2007-2015
Agaknya,
prediksi dari Magna Global tidak berlebihan. Apalagi pemerintah sudah berambisi
besar untuk membawa Indonesia menjadi pusat ekonomi digital di Asia Tenggara,
disertai dengan berbagai terobosannya. Iklan TV harus tetap waspada. Jika
tidak, siap-siap saja kalah dalam persaingan.
Sumber:
http://katadata.co.id/
http://databoks.katadata.co.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar