Indonesian South Sea Pearl, sang ratu mutiara Indonesia
Beberapa
negara pernah mengklaim Ratu Mutiara Indonesia sebagai miliknya. Beberapa orang
pun berpikir Sang Ratu berasal dari Australia, Tahiti, atau Hawai. Dialah Indonesian
South Sea Pearl (ISSP), Mutiara Laut Selatan (MLS) yang benar-benar asli
Indonesia. Sudah saatnya kita meluruskan kesalahpahaman ini, yaitu melalui
berbagai promosi bahwa Indonesia adalah produsennya, bahkan produsen terbesar
dari South Sea Pearl (SSP) di dunia.
SSP
merupakan salah satu dari 4 jenis mutiara yang mendominasi pasar dunia saat
ini. Tiga jenis lainnya adalah Mutiara Akoya (Akoya Pearl/Mikimoto Pearl),
Mutiara Hitam (Black Pearl/Tahitian Pearl), dan Mutiara Air Tawar Cina (China
Fresh Water Pearl). SSP dihasilkan oleh Pinctada maxima, suatu spesies
tiram mutiara laut. Indonesia bukan satu-satunya penghasil SSP; Australia, Filipina,
dan Myanmar juga membudidayakannya. Ia hidup di perairan laut yang hangat, kaya
nutrisi, dan bebas polusi.
SSP
yang dihasilkan di Indonesia disebut ISSP. ISSP mempunyai ciri khas berupa
warna dan kilaunya yang tahan lama. Selain itu, ia juga memiliki ketebalan
nacre yang sangat memuaskan dan bisa didapati dalam berbagai bentuk yang unik.
Macam-macam bentuk Indonesian South Sea Pearl
Sama
seperti SSP lainnya, ISSP juga dihasilkan oleh Pinctada maxima, tepatnya
varietas silver dan golden. Tiram ini bisa dibudidayakan di seluruh perairan
Indonesia, seperti NTB, Maluku, dan Papua. Selain mutiara yang dihasilkan
begitu istimewa, satu tiram hanya berisi satu mutiara, itupun dihasilkan selama 2-6 tahun; tak seperti seekor tiram Hyrriopsis sp. yang bisa
menghasilkan banyak MAT hanya dalam sekali produksi. Itulah yang membuat jumlah
ISSP di pasaran tak sebanyak MAT dan harganya menjadi lebih mahal.
Tiram Pinctada maxima dengan 1 mutiara
Indonesian
South Sea Pearl merupakan mutiara termegah, terindah, terbesar, dan termahal di
dunia. Ia pernah dicanangkan sebagai salah satu mutiara terbaik dan terbesar di
dunia dalam konferensi di Kobe tahun 1995. Namun, karena produsen mutiara di
Indonesia mayoritas hasil joint ventures dengan Jepang dan Australia, maka
dominansi Jepang cukup besar. Jepang kemudian membuat ISSP seolah-olah berasal
dari negaranya. Di sisi lain, pemasaran ISSP pun masih mengandalkan pameran dan
lelang di luar negeri. Baru pada 2015 Indonesia bisa melelangnya sendiri. Hal
ini menyebabkan nama Indonesia sebagai produsen mutiara yang sesungguhnya
tenggelam. Hanya Jepang dan negara-negara Eropa produsen mutiara yang masih
menjadi rujukan pasar internasional. Mengetahui hal tersebut, pemerintah
Indonesia tidak tinggal diam. Selain rajin diikutkan ke pameran internasional, sejak
2011, setiap tahunnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyelenggarakan
Indonesian Pearl Festival (IPF). Diharapkan dengan adanya IPF ini kualitas,
kuantitas, serta pemasaran mutiara di pasar domestik maupun internasional bisa
meningkat. Tahun ini, 6th Indonesian Pearl Festival 2016 akan diadakan
di Lippo Mall Kemang pada 9-13 November 2016. Tujuan dari IPF 2016 tersebut
adalah untuk menguatkan branding dan mempromosikan Indonesia sebagai penghasil
mutiara (ISSP) terbesar di dunia.
Indonesian South Sea Pearl dalam bentuk perhiasan (kalung)
Lebih
jauh lagi, jika melihat dari sisi teknologi, minimnya jumlah tenaga ahli
berkualitas yang dimiliki serta sekolah-sekolah kelautan yang mempelajari
mutiara membuat teknologi kita masih tertinggal dari negara penghasil mutiara
lainnya. Sementara itu, perusahaan-perusahaan asing yang ada di Indonesia menolak
untuk melakukan alih teknologi ataupun pengetahuan. Hal itu menyebabkan banyak
mutiara diekspor dalam bentuk utuh, sedang yang berbentuk perhiasan hanya 20%
dan itupun berdesain sederhana. Jepang, Korsel, dan Cina kemudian memanfaatkan
hal ini dengan menjualnya kembali ke Indonesia dalam bentuk perhiasan sehingga
harganya menjadi lebih mahal.
Kenyataan
tersebut diperburuk dengan masuknya Mutiara Air Tawar (MAT) Cina ke Indonesia,
mutiara yang kualitasnya lebih rendah dari ISSP. Masih banyak orang yang sulit
membedakan antara MAT dengan ISSP, sehingga saat berharap mendapatkan ISSP di
Indonesia ternyata yang dibeli adalah MAT (tertipu).
6th Indonesian Pearl Festival (IPF 2016)
Agar
ISSP bisa bersaing dan mengkilaukan Indonesia, beberapa tindakan telah diambil,
misalnya: adanya Peraturan Menteri KP No. 8 tahun 2013, Peraturan Menteri
tentang Pengendalian Mutiara yang keluar dari Wilayah Negara RI, SNI 4989:2011,
Indonesia Quality Pearl Label (IQPL), perbaikan kualitas mutiara, pembangungan Broodstock
Center Kekerangan di Karang Asem (Bali), perbaikan mekanisme pemasaran,
penguatan branding, dan lain-lain. Ke depannya, penanganan ISSP perlu terus
diperbaiki agar kilaunya untuk Indonesia bisa semakin indah dan cemerlang.
Sumber:
http://rizqu.com/7-mutiara-cantik-dan-terkenal-di-dunia-part-2/
http://www.sindoweekly.com/highlight/daily/27-07-2016/kemilau-tiga-mutiara
http://ghost88ghost99.blogspot.co.id/2011/02/3-mutiara-laut-terindah-di-dunia.html
http://mutiaralombokanapearl.com/news/14/Pemerintah-mengklaim-Mutiara-Laut-Selatan-South-Sea-Pearl
http://produkmutiara.blogspot.co.id/2009/12/mutiara-laut-selatan-ratunya-mutiara.html
http://www.kabarbisnis.com/read/2841545/ri-jadi-produsen-mutiara-laut-selatan-terbesar-dunia
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2016/01/05/208425/kkp-gencar-promosikan-mutiara-indonesia
http://www.beritasatu.com/ekonomi/136906-indonesia-pemasok-terbesar-mutiara-laut-dunia.html
http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/4720#.V_GqZTU-bIU
http://lomboknews.com/2014/02/20/rumah-mutiara-pertama-indonesia-di-lombok-tengah/
http://liputanislam.com/berita/penghasil-mutiara-terbesar-indonesia-hanya-ekspor-2-persen/
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/36990
http://ilmupendakigunung.blogspot.co.id/2012/10/indonesia-surga-mutiara-terpendam-di.html
https://www.instagram.com/p/BLFl7nUDVgy/?taken-by=indonesianpearlfestival2016
Bahan Materi Lomba Tulis Blogger (Usaha Budidaya Mutiara Indonesia).pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar