Dalam hidup, kita bisa memilih, menyerah pada
tantangan atau berjuang untuk mengatasinya. Tentunya kita diharapkan untuk
memilih opsi yang terakhir karena sebagai manusia kita diciptakan dengan akal
pikiran. Dengan akal pikiran yang dimiliki harapannya manusia bisa membuat
hidupnya menjadi lebih baik.
Sebagaimana manusia yang lain, petani
Bojonegoro pun juga menghadapi tantangan dalam hidupnya. Kondisi alam Bojonegoro
yang sulit membuat mereka harus ulet dan tangguh agar bisa tetap survive dan eksis.
Tahun ini cuaca ekstrim melanda. Suhu yang
memanas menyebabkan kekeringan serta mengganggu pertumbuhan padi dan tembakau
di sana. Hujan yang tidak turun selama berbulan-bulan membuat banyak embung
atau sumur berkurang airnya. Sejumlah 170 embung (50% dari embung-embung di
Bojonegoro) kini dalam kondisi kekurangan air. Bahkan, waduk Pacal yang biasa
menjadi sumber air di Bojonegoro airnya menjadi sangat minim. Dalam kondisi
demikian petani di sekitar Waduk Pacal dilarang menanam padi agar tidak merugi.
Akhirnya, banyak dari mereka yang kemudian beralih untuk menanam kedelai atau palawija.
Petani tembakau di kecamatan Kepohbaru juga
mengalami kesulitan serupa, yaitu terkait dengan pemenuhan kebutuhan air
tanamannya. Apalagi di sana tak ada sungai. Namun mereka tidak menyerah. Mereka
berusaha menyiasatinya dengan menjarangkan penyiraman, membongkar kerak tanah,
hingga membawa air sisa mandi ke sawahnya yang berjarak lebih dari satu
kilometer.
Sementara beberapa desa menghadapi tantangan
berupa kekeringan di saat musim kemarau, beberapa desa yang lain malah
bermasalah saat musim hujan tiba. Desa Ngulanan termasuk desa yang demikian. Sawah
di sana sering kebanjiran oleh luapan sungai Bengawan Solo kala musim hujan
tiba. Apakah mereka menyerah? Tidak. Mereka mengubah pola tanam sehingga tetap
bisa produktif di kedua musim tersebut. Caranya adalah dengan membudidayakan
ikan di musim hujan dan bertani di musim kemarau. Bertani dengan menggunakan
irigasi dari Bengawan Solo di musim kemarau bisa meningkatkan produktivitas
pertanian mereka.
Ilustrasi Petani
Gambar milik pribadi
Yang lebih wah lagi adalah cerita tentang Mbah
Wo dan Pak Zaenuri. Dengan usaha yang keras sejak tahun 1984 akhirnya desa
Ngringinrejo dan desa Mojo yang merupakan daerah langganan banjir berhasil disulapnya
menjadi kawasan Agrowisata belimbing. Mereka tahu bahwa belimbing cocok dan
berprospek baik jika ditanam di daerah langganan banjir. Mereka kemudian
mensosialisasikannya hingga akhirnya jejaknya dalam menanam belimbing ini diikuti
oleh sekitar 104 petani.
Keuletan petani di Bojonegoro telah diakui dan mendapat
apresiasi yang baik dari Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman. Karena
produktivitas pangan di Bojonegoro meningkat, pemerintah pusat bermaksud untuk
menaikkan alokasi anggaran terhadapnya. Tak hanya itu, mereka juga akan
mengirimkan bantuan berupa bibit bawang merah ke sana, lengkap dengan tenaga
pendamping untuk meningkatkan kemampuan petani dalam usaha budidaya tanaman tersebut.
Sama-sama tinggal di Bojonegoro tetapi
tantangan yang dihadapi oleh petani di sana bisa berbeda-beda. Apapun bentuk
tantangan itu para petani di sana menunjukkan keuletan dan kerja keras untuk
menghadapinya. Kerja keras itu berbuah manis. Berkat keuletannya banyak dari
mereka yang berhasil menunaikan ibadah haji. Sekitar 45 persen dari jumlah
jamaah haji Bojonegoro tahun ini berasal dari kalangan petani. Jumlah
persentase ini meningkat dari persentase tahun lalu yang hanya 42 persen. Akhirnya,
tak ada usaha yang sia-sia. Tugas kita adalah mengoptimalkan usaha dan doa
sembari menyerahkan segala hasilnya kepada Allah!
Sumber:
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/08/26/058695155/calon-jemaah-haji-bojonegoro-didominasi-petani
http://suksesbisnisusaha.com/usaha-pertanian/belajar-memanfaatkan-lahan-pertanian-yang-mudah-terkena-banjir
http://daerah.sindonews.com/read/961988/151/puluhan-hektare-padi-terendam-banjir-1423466733
http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/07/31/090688046/kemarau-petani-bantaran-bengawan-solo-malah-panen-padi
http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2227781/petani-waduk-pacal-bojonegoro-pilih-tanam-kedelai
http://www.suarabojonegoro.com/2015/07/kekeringan-tanaman-tembakau-kerdil.html
http://posjatim.com/musim-kemarau-petani-tembakau-kesulitan-air-di-bojonegoro/
http://surabaya.tribunnews.com/2015/08/19/petani-tembakau-bojonegoro-terpukul-cuaca-ekstrem
http://www.beritaekspres.com/2015/09/11/penuh-suka-cita-petani-desa-mojoranu-bojonegoro-dalam-rangka-panen-raya-kedelai/
http://video.metrotvnews.com/play/2015/09/11/430089/petani-di-bojonegoro-airi-tanamannya-dengan-air-selokan
http://www.suarabojonegoro.com/2015/06/petani-bojonegoro-akan-banjir-bantuan.html’
http://www.suarabojonegoro.com/2015/07/air-waduk-habis-dinas-pengairan-himbau.html
wah mantap saya juga pengen brtani...
BalasHapus