Sabtu, 04 Juli 2015

Wajah Provinsiku, Cermin Wisataku

Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak sekali obyek wisata. Untuk menuju ke tempat-tempat wisata tersebut kita tentu tidak bisa langsung sampai di sana, melainkan harus menyusuri jalan, sungai, atau tempat-tempat lain selama perjalanan. Kita akan merasakan dulu jalan yang dilalui nyaman atau tidak, melihat pemandangan sekitar bagus/tidak, mencium udara dan bau-bauan di sepanjang perjalanan segar dan harum atau tidak dan sebagainya. Jadi ketika kita berbicara tentang wisata di Jawa Tengah sebenarnya kita juga berbicara tentang Jawa Tengah itu sendiri secara keseluruhan. Kecintaan terhadap wisata tidak hanya diwujudkan dalam membangun obyek wisatanya saja, tetapi juga memperhatikan / membangun provinsinya. Misalkan saja suatu obyek wisata sudah dibangun dengan sangat bagus, tetapi di sepanjang perjalanan menuju ke sana banyak sampah menggunung dan menimbulkan bau tidak sedap tentu juga akan membuat para wisatawan enggan pergi ke sana.

 Di bidang pengembangan wisata kita mengenal adanya Sapta Pesona. Sapta pesona adalah kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau negara kita, agar wisatawan memperpanjang masa tinggal (length of stay) di suatu daerah serta memperoleh kepuasan atas kunjungannya. Sapta pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu : aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.




Jalan menuju pantai Jatimalang rusak

Sumber : Http://berita.suaramerdeka.com/akses-jalan-menuju-obyek-wisata-rusak/


Kenyamanan dan keindahan dapat menimbulkan kenangan yang indah, di mana KENANGAN merupakan salah satu dari 7 unsur sapta pesona. Di dalam industri pariwisata infrastruktur merupakan salah satu faktor penting. Sayangnya, masih ada beberapa jalan raya Jawa Tengah yang kurang baik, misalnya jalan di jalur Kutoarjo ke Cilacap, jalan di Brebes yang berbatasan dengan Cirebon Jawa Barat, jalan antara Kebumen-Purworejo, dan Jalur Lingkar Selatan Selatan (JLSS) atau biasa disebut Jalur Deandles. Jalur Deandles menghubungkan Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah) dan Wates, Kabupaten Kulonprogo (D.I. Yogyakarta). Di Jawa Tengah, jalur Deandles melintasi beberapa wilayah kabupaten seperti Purworejo, Kebumen dan Cilacap yang biasanya digunakan sebagai jalur alternatif dari Jawa Tengah menuju ke Jawa Barat. Sedikit banyak tempat-tempat wisata di daerah sana atau di sekitarnya pasti akan terpengaruh jika jalan-jalan tersebut rusak. Di Cilacap misalnya ada obyek wisata berupa pulau Nusa Kambangan, Teluk Penyu, kampung laut, Benteng Karang Bolong, dan Gunung Srandil; sedangkan di Brebes ada Waduk Penjalin, kebun teh Kaligua, dan Curug Puteri.



Taman Ganesha Sukowati Sragen digunakan sebagai tempat pacaran / mesum

Sumber: http://www.solopos.com/2015/07/03/mesum-di-sragen-waduh-taman-bunga-ganesha-jadi-ajang-mesum-620343?utm_source=dlvr.it


Tak hanya jalan, taman pun bisa menjadi sorotan. Taman Bunga Ganesha Sukowati misalnya, saat ini malah banyak digunakan sebagai tempat mesum. Longgarnya pengawasan membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu menjadi lokasi yang nyaman untuk pacaran. Tontonan ini tentu tidak sedap dipandang mata.

Hal lain yang tidak kalah memprihatinkan adalah kondisi sungai-sungai di Jawa Tengah. Setidaknya ada 35 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Tengah yang kritis, 15 di antaranya adalah sungai besar yang penting bagi irigasi dan air minum. Kritisnya sungai-sungai ini disebabkan karena faktor pencemaran, penggundulan lahan hutan, sedimentasi dan kerusakan di hulu. Di Boyolali bahkan sungainya mengering. Kondisi ini sangat mengancam kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dan kelangsungan makhluk hidup di sana. Oleh karena itu, perlu ditangani secara serius. Salah satu langkah yang diambil untuk mengurangi dampaknya adalah dengan menanami lahan-lahan yang kritis.

Selain kritis, banyak sungai di Jawa Tengah yang tercemar, tercatat ada 136 sungai. Pencemaran yang terjadi karena limbah industri dan limbah domestik ini membuat air sungai berubah hitam dan berbagai limbah di atasnya kerap dijumpai. Ada limbah bungkus deterjen, sampo, plastik, juga limbah lainnya. Selain penampakannya yang kurang baik, baunya pun sangat busuk. Di antara sungai-sungai yang tercemar termasuk di dalamnya sungai di Jalan Pantai Utara (Pantura) Demak, padahal di Demak diketahui terdapat berbagai obyek wisata menarik. Obyek-obyek wisata tersebut misalnya Masjid Agung Demak, makam Sunan Kalijaga, makam Raden Patah, wisata bahari Morosari, wisata Pantai Surodadi, dan bekas Stasiun Demak.

Di Kali Babon juga dijumpai tumpukan sampah. Tanggulnya pun banyak yang rusak parah karena tergerus, bahkan di beberapa titiknya mengalami longsor. Kerusakan DAS menggerus tanggul jalan. Saat intensitas hujan tinggi, aliran sungai bahkan menggerus lahan tegalan milik warga. Terkikisnya tanggul ini membuat masjid dan pemukiman warga terancam longsor.  

Sungai Banjir Kanal merupakan sungai lain yang ikut terkena dampak pencemaran, padahal sungai ini merupakan sungai terbesar di kota Semarang sebagai gabungan sungai Kreo, Garang, dan Kripik dari hulu di Kawasan Gunung Ungaran. Banjir Kanal Timur (BKT) saat ini mengalami penurunan kapasitas alur sungai karena sedimentasi parah. Selain itu ada penyempitan bantaran sungai akibat bangunan liar dari jembatan Citarum sampai jembatan Kaligawe. Untuk mengatasinya diperlukan normalisasi, yaitu dengan meninggikan jembatan BKT dan pipa saluran air PDAM. Jembatan dan pipa yang terlalu rendah menyebabkan banyak sampah tersangkut dan kemudian menumpuk hingga menimbulkan kesan kumuh dan bau busuk yang menyengat. Langkah lain yang diambil sebagai upaya normalisasi adalah dengan menggusur ratusan kios dan toko di Sawah Besar. Kios-kios dan toko-toko tersebut merupakan bangunan permanen liar sehingga harus ditertibkan. Jika tidak ada halangan rencananya normalisasi Banjir Kanal Timur ini akan dimulai tahun 2017.

Selanjutnya adalah sungai legendaris Bengawan Solo. Di Sungai Bengawan Solo Purba di telaga Suling rencananya akan dilakukan pengembangan wisata terfokus yang bermuara di Pantai Sadeng. Selain akan dibangun waterboom, di sana juga akan dibuat satu paket wisata tradisional yang terdiri dari Pantai Srakung, Pantai Ngenyer dan Goa Pekalongan. Sayang, saat ini sungai Bengawan Solo termasuk di dalam daftar sungai-sungai yang tercemar di Jawa Tengah.

Kondisi jalan raya, taman, dan sungai ini menuntut tanggapan serius dari pemerintah, para pelaku industri, dan masyarakat. Wajah provinsi secara keseluruhan dapat menjadi cermin wisata di sana. Sebaliknya, wajah wisata pun bisa menjadi cermin provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, sebagai perwujudan rasa cinta terhadap provinsi Jawa Tengah pada umumnya dan rasa cinta terhadap wisata pada khususnya maka diperlukan kepedulian dan dukungan dari semua pihak untuk menuju Jawa Tengah yang lebih baik. Jika kondisi Jawa Tengah sudah baik, sedikit banyak citra wisata di sana akan terangkat. Terutama mengenai sungai, lebih dari sekadar untuk kepentingan wisata, air juga sangat vital bagi kehidupan.





Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-gubernur-ganjar-ngamuk-lihat-jalan-di-jawa-tengah-rusak-parah.html
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/04/20/058658978/jalan-moncrot-gubernur-ganjar-amat-malu-lihat-jawa-barat
http://www.tamankyailanggeng.com/p/sapta-pesona.html
http://www.nomadictrip.com/2015/03/daftar-tempat-wisata-di-cilacap-jawa.html
http://www.solopos.com/2015/07/03/mesum-di-sragen-waduh-taman-bunga-ganesha-jadi-ajang-mesum-620343?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
http://www.mongabay.co.id/2015/07/03/banyak-das-di-jawa-tengah-kritis-mengapa/
http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2014/11/daftar-tempat-wisata-di-kabupaten-demak.html
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/das-kali-babon-rusak/
http://citizen6.liputan6.com/read/835125/banjir-kanal-barat-ikon-baru-wisata-sungai-di-semarang
http://berita.suaramerdeka.com/banjirkanal-timur-mendesak-dinormalisasi/
http://metrojateng.com/2015/05/07/penuh-sampah-jembatan-banjir-kanal-timur-akan-ditinggikan/
http://metrojateng.com/2015/05/07/bkt-dinormalisasi-ratusan-kios-di-sawah-besar-segera-digusur/
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-12143-bengawan-solo-purba-bakal-dipoles-.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar