Ini
suatu kabar gembira. Syarikat Islam bangkit lagi. Para pemerhati sejarah
Indonesia zaman dahulu pasti tahu, bagaimana keberadaan organisasi ini memiliki
andil besar dalam kebangkitan nasional Indonesia.
Pilihan
Syarikat Islam untuk Fokus ke Bidang Ekonomi

Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva
Berbeda dari Syarikat Islam/Serikat Islam yang dulu, organisasi yang sering disingkat SI ini kembali berfokus untuk dakwah di bidang ekonomi. Ia tak lagi bergerak di bidang politik praktis, melainkan lebih ke bidang sosial, dakwah, pendidikan, dan penguatan ekonomi masyarakat.
Pilihan
ini bukanlah tanpa pertimbangan. Islam dulu masuk ke Indonesia melalui jalur
ekonomi; begitupun masuknya penjajah Belanda ke Indonesia, menggunakan “kendaraan”
ekonomi (VOC). SI Sendiri awalnya juga berupa Serikat Dagang Islam (SDI) yang
notabene bergerak di bidang ekonomi dan meluas dengan cepat karena ekonomi pula.
Apalagi dengan belum meratanya perekonomian masyarakat Indonesia saat ini,
ditambah dengan pola-pola penguasaan ekonomi yang mirip dengan zaman dahulu
kala, membuat SI semakin mantap memilih jalur ini.
Ekonomi
berdasarkan Islam cukup penting karena dapat meningkatkan perekonomian rakyat. Sebagaimana
kita ketahui, kefakiran dekat dengan kekafiran. Selain itu, penguatan ekonomi
juga dapat menyebabkan penguatan di bidang politik, pertahanan, dan keamanan.
Hamdan Zoelva, Ketua SI
Sumber: Youtube.com
Dengan
dipimpin oleh Prof. Dr. Hamdan Zoelva, SH., MH., jiwa dagang dan wirausaha di
kalangan umat Islam akan dihidupkan kembali melalui SI. Di antara langkah yang
diambil adalah dengan membangun usaha mikro dan pendidikan, yaitu melalui:
1. Penguatan
pendidikan pada level sekolah menengah kejuruan,
2. Pemberdayaan
ekonomi umat,
3. Pembentukan
minimal 2500 usaha mikro dan koperasi,
4. Pembentukan
sekolah dagang Syarikat Islam Hadji Samanhudi, yaitu semacam kursus
entrepreneurship,
Sumber: Sekolahdagang.com
5. Pembentukan
PT Syarikat Dagang Bersama,
6. Pembentukan
gerakan Indonesia Berzakat berbasis online,
7. Penggemukan
sapi dan bantuan pemasaran produk dari masyarakat bawah ke masyarakat ekonomi
menengah ke atas di Pamekasan,
8. Pembentukan
BMT (Baitul Mal wa Tamil) di setiap cabang,
9. Menjalin
kerja sama dengan LPDB KUMKM untuk membantu perkembangan mitra binaan Syarikat
Islam, dan lain-lain.
Masih
Mempedulikan Unsur Politik
SI
yang sekarang tidak mengambil bagian lagi dalam politik praktis. Artinya,
mereka bukan partai politik, mengambil jarak yang sama dengan semua partai
politik, dan membebaskan anggotanya untuk masuk ke partai politik manapun.
Meski demikian, organisasi massa ini menyadari bahwa unsur politik juga penting
di dalam kehidupan bernegara. Oleh karena itu, sebagai upaya memperbaiki
kondisi perpolitikan di tanah air, mereka akan membangun sekolah politik. Hal tersebut
penting untuk menanamkan ideologi, sehingga dapat lahir kader-kader politik
yang Islami, berakhlakul karimah serta tulus mengawal Indonesia untuk memajukan
kesejahteraan rakyat.
Kondisi
Indonesia Saat Ini Sangat Memprihatinkan
Quote Mohammad Natsir
Sumber: www.ibnuddin.com
Saat
ini, semua UU tentang energi, termasuk UU migas bermasalah. Indonesia sama
sekali tak berdaya untuk mengelola dan menikmati kekayaannya. Sekitar 70% dari
blog migas Indonesia sudah dikuasai dan dikelola oleh kontraktor asing,
sehingga mereka-lah yang memiliki hak untuk mengekspor. Sementara Indonesia
sendiri malah harus mengimpor gas, avtur, solar, premium, pelumas, kapal,
bahkan lilin yang digunakan sebagai bahan batik.
Untuk
diketahui, penguasan swasta dan asing terhadap PGN sudah mencapai 43%. Jika
ditambah dengan total utang PGN, maka penguasaan swasta atasnya telah mencapai
84% dari total asset PGN. Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) juga tak
luput dari dominasi mereka. Begitupun Pertamina dan PLN, akan dijadikan
bancakan taipan, asing, atau aseng dalam mendapatkan utang pembiayaan
megaproyeknya.
Dari
segi ekspor, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) periode
2013-2014, Susilo Siswoutomo, pernah mengakui bahwa kesuksesan ekspor kekayaan
alam Indonesia belum mampu menyejahterakan rakyat. Di saat PLN membutuhkan
banyak pasokan batubara, sebanyak 240 juta ton batubara Indonesia malah
diekspor. Padahal, produksi batubara kita tiap tahunnya hanya 340 juta ton.
Tak
hanya kesulitan dalam pasokan batubara, PLN juga mengeluhkan akan air. Sebagian
besar sumber daya air sudah dikuasai oleh swasta dalam jangka waktu yang tidak
jelas, sehingga PLN kesulitan dalam memanfaatkan sumber-sumber air untuk
kelistrikan (Detik.com, 29/8/2017).
Begitupun
semen dan kakao, nasibnya tak jauh berbeda. Sama-sama didominasi oleh swasta
atau asing.
Nyatalah
benar pendapat dari Pengamat Asosiasi Kader Sosio-Ekonomi Strategis (Akses),
Suroto, bahwa secara de jure BUMN masih dimiliki Pemerintah namun secara de
facto dikuasai oleh swasta kapitalis yang berorientasi pada profit
(Wartaekonomi.co.id, 25/1/2015).
Dilansir
dari Bisnis.com, 8 Oktober 2014, Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia,
Bambang Ismawan menyatakan bahwa sebanyak 60 persen industri penting dan
strategis telah dikuasai investor asing,
"Sejumlah
industri penting telah dikuasai asing, seperti perbankan, telekomunikasi,
elektronika, asuransi, dan pasar modal, sehingga akan menyulitkan pemerintah
dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya manusia dan kesejahteraan
masyarakat.”
Penguasaan
Taipan dan asing juga meliputi 175 juta hektar tanah atau setara dengan 93%
luas daratan Indonesia (Intelijen.co.id, 17/4/2017). Penguasaan tersebut
terkait dengan pemilikan (penguasaan formal) maupun penguasaan efektif (garapan/operasional)
atas sumber-sumber agraria, serta sebaran alokasi atau peruntukannya. Sebagai akibatnya
kemudian terjadilah ketimpangan agraria, 35% dari daratan Indonesia digunakan
untuk pertambangan.
Asing
maupun swasta menguasai berbagai lini di Indonesia baik secara legal maupun
ilegal. Bentuknya bisa berupa pencaplokan, kasus-kasus perizinan/perpanjangan
surat perjanjian, dan aneka permainan kotor lainnya. Kasus yang ilegal tersebut
misalnya: pencaplokan 60 pulau di kepulauan Seribu, pencaplokan pulau Pamujan
besar dan kecil, penguasaan 45 titik lahan aset milik pemkot Bekasi (padahal
izinnya sudah habis sejak beberapa tahun silam), penguasaan atas fasum dan
fasos pemkot Makassar, serta penguasaan aset dan retribusi masuk Danau Suro.
Bahkan, penguasaan 60% ekspor timah Indonesia oleh swasta adalah juga
disebabkan karena maraknya penambangan bijih timah ilegal di Bangka Belitung
(Timah.com, 27/7/2012).
SI
Berupaya untuk Menyatukan Umat Islam dan Memperbaiki Keadaan
Sumber: https://twitter.com/hamdanzoelva
Pada akhirnya, siapapun yang menguasai perekonomian di Indonesia tidak hanya akan mampu mengendalikan ekonomi, tetapi juga mampu mengendalikan rezim yang berkuasa, regulasi, sampai pada kebijakan-kebijakan di tingkat mikro. Sehingga siapapun pemimpin negeri ini akan tergantung pada pemilik modal/penguasa ekonomi tersebut. Ekonomi yang tergantung kepada segelintir orang merupakan ekonomi yang tidak mandiri. Betapa bahayanya jika pelaku-pelaku bisnis didominasi oleh sekelompok orang, berasal dari golongan tertentu serta berputar pada segelintir orang yang memiliki akses atas permodalan.
Sementara
itu, pada kenyataannya 80% industri Indonesia dikuasai oleh swasta yang terdiri
dari asing dan pribumi (Tribunnews.com, 3/3/2015). Sebanyak 30% hutan Indonesia
(34 juta hektar) dikuasai oleh 25 konglomerat, sementara rakyat yang jumlahnya
sekitar 250 juta saat ini hanya menguasai lahan di bawah 1 juta hektare. Selain
itu, 52% dari 10,9 juta lahan kelapa sawit pun dimiliki oleh swasta besar.
Sedangkan petani rata-rata hanya memiliki 0,3-0,5 hektar lahan pertanian.
Hal
yang lebih miris lagi adalah dikuasainya 56% aset nasional oleh 0,2% penduduk
dalam bentuk kepemilikan tanah. Bahkan, menurut data Bank Dunia 1% menguasai
49% aset nasional (Nusantara.news, 16/6/2017), dan satu persen tadi didominasi
oleh etnis Cina.
Di
tengah Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam, pernyataan wakil presiden Jusuf
Kalla di bawah ini perlu membuat umat muslim merenung, "Kita juga
mengetahui bahwa umat (Islam) mungkin tidak lebih dari 10 persennya dari yang 1
persen itu." Miris, bukan?
Indonesia Berzakat
Sumber: Indonesiaberzakat.org
Angka
ketimpangan antara si kaya dan si miskin saat ini sudah mencapai sekitar 0,43. Tinggal
sedikit lagi mencapai zona merah PBB, yaitu di angka 0,5. Ketimpangan yang
tinggi tersebut sangat berbahaya karena selain dapat menimbulkan disintegrasi
sosial juga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa.
Syarikat
Islam hadir untuk mengatasi hal itu. Dengan berdasar pada azas organisasi,
Islam; azas dalam berhimpun kerakyatan; dan azas dalam usaha, sosial ekonomi;
SI berusaha menyukseskan misinya dalam memajukan perdagangan, membantu
permodalan usaha para anggotanya, memajukan kepentingan rohani dan jasmani
penduduk pribumi, serta memajukan kehidupan agama Islam. Ia akan berusaha
membuat persentase wirausahawan Indonesia yang tadinya hanya 1,6% dari total
jumlah penduduk menjadi lebih tinggi, dengan cara mencetak banyak pengusaha
baru. Karena SI yakin ekonomi adalah kuncinya.
Bersama
SI Insya Allah kemandirian ekonomi umat bisa tercapai.
Tulisan ini
diikutsertakan dalam Blog Competition Kemandirian Ekonomi Umat.
#SyarikatIslam
#BlogCompetition
Sumber:
https://www.merdeka.com/peristiwa/dipimpin-hamdan-zoelva-syarikat-islam-bukan-lagi-organisasi-politik.html
http://jurnalsumatra.com/2017/05/15/syarikat-islam-upaya-jaga-ekonomi-berbasis-islam/
http://beritajatim.com/politik_pemerintahan/291107/syarikat_islam_komitmen_berdayakan_ekonomi_umat.html
http://www.wapresri.go.id/hadiri-pelantikan-dpp-syarikat-islam-dan-pp-wanita-syarikat-islam-masa-jihad-2015-2020/
https://www.wartaekonomi.co.id/read115159/lpdb-kumkmsyarikat-islam-kerjasama-kurangi-angka-pengangguran.html
http://news.detik.com/berita/3152489/hamdan-zoelva-syarikat-islam-tak-akan-jadi-parpol
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2017/08/07/85185/25/25/Kekayaan-Alam-Dikuasai-Asing-Indonesia-Terjajah-dan-Terlilit-Hutang
http://nusantaranews.co/80-lahan-migas-indonesia-sudah-dimiliki-asing/
http://www.harianterbit.com/hanterekonomi/read/2015/03/09/21654/30/21/93-Persen-Daratan-Indonesia-Dikuasai-Swasta-dan-Asing
http://berita360.com/negara-kapitalis-yang-meraup-untung-dari-sda-indonesia/
https://www.nahimunkar.com/indonesia-dikuasai-taipan-dan-asing-mui-adakan-kongres-ekonomi-umat/
http://www.suaramasjid.com/read/ormas-syarikat-islam-ajak-umat-bangun-ekonomi-kerakyatan/
http://www.sekolahdagang.com/profil/
http://surabaya.tribunnews.com/
http://indef.or.id/80-persen-industri-indonesia-disebut-dikuasai-swasta/
http://requisitoire-magazine.com/2017/02/08/saya-harus-menyatukan-syarikat-islam-yang-terpecah/
http://www.beritasatu.com/kesra/402702-menteri-lhk-30-hutan-indonesia-dikuasai-25-konglomerat.html