Senin, 06 Juli 2015

LESTARIKAN ALAM DEMI LESTARINYA JAMU

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, yang berisi seluruh bahan tanaman penyusun jamu tersebut, higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun-temurun, umumnya mengacu pada resep peninggalan leluhur. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris turun-temurun. Salah satu contoh tanaman jamu adalah binahong. Binahong dapat menyembuhkan batuk, radang paru-paru, menyembuhkan berbagai luka, dan menambah vitalitas tubuh.



Sumber : http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/593-herbal-plants-collection-binahong


Perkembangan jamu kini sudah pesat. Jamu kini mulai dikembangkan di berbagai institusi formal dan disosialisasikan secara besar-besaran. Ada program studi jamu, museum jamu, cafe jamu, rumah sakit pendukung jamu, stand-stand jamu di berbagai tempat strategis, dan masih banyak lagi. Ke depannya, ramuan tradisional ini juga disiapkan untuk Go International. Terkait dengan Go International ini pemerintah berusaha mengawasinya dengan ketat agar jamu tidak diklaim sebagai milik / budaya negara lain.


Jamu

Sumber : http://www.indonesia.travel/id/destination/457/yogyakarta/article/328/jamu-jawa-tradisional-manfaat-dan-khasiat-yang-diwariskan-turun-temurun


Berbagai cara dilakukan demi sosialisasi dan pemasaran jamu, namun ada satu hal yang terlupa, yaitu tentang kelestarian alam itu sendiri. Di saat jamu mulai dikenal dan permintaan meningkat misalnya, di manakah kita akan menanam dan membudidayakan tanaman berkhasiat obat ini jika kita tidak memperhatikan alam mulai sekarang? Apakah lingkungan bisa tetap kondusif untuk pembudidayaan tanaman jamu jika alam telah rusak dan tercemar?

Mari kita tengok kondisi Indonesia dewasa ini! Dalam tahun 1990-2010 saja 1,2 juta hektar hutan telah rusak. Kerusakan hutan di Indonesia sudah sangat tinggi dalam 30 tahun terakhir, termasuk pula kawasan hutan lindung dan hutan konservasi. Di tahun ini, hutan hujan tropis kita hanya tinggal 33 persen atau 43 juta ha dari luas hutan yang mencapai 130 juta ha, dengan 30 persennya berada di Sumatera (terutama di Aceh) dan 3 persennya berada di Jawa.


Tak hanya hutan, danau-danau pun tak luput menjadi korban, sebut saja danau Sentani di Papua dan danau Toba di Sumatera Utara. Danau Sentani yang indah kini telah tercemar berbagai limbah seperti plastik dan air bekas cuci pakaian. Limbah rumah tangga pun menjadi salah satu pencemar di sana. Air yang tercemar ini menyebabkan ikan-ikan banyak yang mati dan kulit menjadi gatal-gatal jika digunakan untuk mandi. Serupa dengan itu, kerusakan hutan dan lingkungan di kawasan Danau Toba sudah sangat parah. Bahan kimia dari pakan ikan yang berasal dari keramba-keramba yang terdapat di atasnya menyebabkan terjadinya sedimentasi. Airnya yang dulu bisa diminum kini menjadi berkualitas buruk, bau, tidak layak minum, dan debitnya menurun. Tak hanya itu, 11 sungai di Kabupaten Dairi makin mengecil. Di hulu rusak, hingga hilir tidak maksimal mengakibatkan sedimentasi terganggu dan menyebabkan banjir. Dengan kondisinya saat ini target pemerintah untuk memasukkan Danau Toba sebagai geopark dunia oleh Unesco akhir September 2015 akhirnya mengundang kepesimisan. Unsur dan tatanan geodiversity, culturediversity, dan biodiversity di sana sudah dirusak, apakah masih mungkin?

Di gunung pun demikian, contohnya di Gunung Merapi. Di gunung dan sungai di sana terjadi penambangan pasir dan batu dengan alat berat, sehingga menggerus pula material yang bukan hasil erupsi Merapi pada 2010. Hal ini bisa menyebabkan sumber mata air rusak dan irigasi pertanian terganggu. Pantai pun bernasib sama, misalnya Pantai Parangtritis. Pantai wisata ini kini telah tercemar. Para pengelola tambak gemar membuang sembarangan limbah air saat panen dan menanam pipa di dalam pasir untuk mengalirkan air limbah ke laut. Akibatnya, bau menyengat pun timbul.

Sudah selesaikah? Belum, ada masalah lain yang juga masih hangat, yaitu tentang batu akik. Demam batu akik yang terjadi belakangan ini membuat aktivitas penambangan semakin meningkat sehingga berpotensi merusak lingkungan sama dengan aktivitas tambang galian C (bahan tidak strategis dan tidak vital) atau tambang lainnya. Apalagi, batu akik kebanyakan mengendap di dalam tanah sehingga para penambang berupaya untuk membongkar lapisan tanah bahkan hingga kedalaman 20 meter. Akibatnya, tanah menjadi mengalami peningkatan erosi dan sedimentasi yang mengarah ke sungai serta rawan longsor.

Setelah menengok kondisi hutan, gunung, danau, pantai, dan lain-lain, lalu bagaimana dengan sungai? Kita ambil contoh Sungai Batanghari di Jambi. Sungai ini semakin lama semakin kotor dan semakin tidak layak pakai.


Sungai di Boyolali mengering

Sumber: http://www.mongabay.co.id/2015/07/03/banyak-das-di-jawa-tengah-kritis-mengapa/


Jika menyebut tentang jamu, maka pikiran kita mungkin akan langsung tertuju kepada provinsi Jawa Tengah. Di provinsi tersebut jamu sudah sangat terkenal penggunaannya. Secara spesifik, bagaimana kondisi di Jawa Tengah sehubungan dengan Jawa Tengah sebagai salah satu penghasil jamu? Ternyata sama saja. Di sana ada 634.000 hektar lahan yang kritis, 35 Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis dan 136 sungai tercemar. Sungai di Boyolali bahkan telah mengering. Sebanyak sekitar 15 sungai besar yang penting bagi irigasi dan air minum saat ini dalam kondisi kritis akibat pencemaran, sedimentasi dan kerusakan di hulu. Di Jawa, beberapa DAS pun mulai beralih fungsi menjadi pemukiman atau pabrik yang tak diimbangi sistem pengelolaan limbah yang baik.

Kesemuanya ini perlu diperhatikan karena pembudidayaan tanaman obat / jamu tidak bisa terlepas dari alam. Mereka butuh tanah yang baik, air yang baik, iklim yang baik, dan kondisi-kondisi lain yang menunjang. Oleh karena itu jika ingin melestarikan jamu jangan lupa untuk melestarikan alam juga.


Sumber:


http://properti.kompas.com/read/2015/04/06/183951721/HTI.Tak.Berkembang.Picu.Meluasnya.Kerusakan.Hutan.

http://www.mongabay.co.id/2015/01/03/peneliti-ugm-pembukaan-hutan-untuk-lahan-sawit-harus-dihentikan/v

http://www.tribunnews.com/dpd-ri/2015/07/03/dpd-ri-nyatakan-danau-sentani-harus-dicegah-dari-kerusakan-lingkungan
http://www.mongabay.co.id/2015/03/01/dprd-bentuk-pansus-kerusakan-lingkungan-kawasan-danau-toba/
http://www.mongabay.co.id/2014/10/06/danau-toba-kandidat-geopark-dunia-yang-memprihatinkan-mengapa/
http://www.greeners.co/berita/walhi-waspadai-kerusakan-lingkungan-akibat-penambangan-batu-akik/
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/05/02/058662865/protes-tambang-rakyat-merapi-bakar-ogoh-ogoh
http://www.walhi-jambi.com/2015/06/prihatin-kerusakan-lingkungan-di-jambi.html
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/04/23/058660143/gumuk-pasir-parangtritis-terancam-lenyap
http://www.mongabay.co.id/2015/07/03/banyak-das-di-jawa-tengah-kritis-mengapa/

http://biofarmaka.ipb.ac.id/brc-upt/brc-ukbb/bccs-collection/593-herbal-plants-collection-binahong 

Sabtu, 04 Juli 2015

Wajah Provinsiku, Cermin Wisataku

Provinsi Jawa Tengah mempunyai banyak sekali obyek wisata. Untuk menuju ke tempat-tempat wisata tersebut kita tentu tidak bisa langsung sampai di sana, melainkan harus menyusuri jalan, sungai, atau tempat-tempat lain selama perjalanan. Kita akan merasakan dulu jalan yang dilalui nyaman atau tidak, melihat pemandangan sekitar bagus/tidak, mencium udara dan bau-bauan di sepanjang perjalanan segar dan harum atau tidak dan sebagainya. Jadi ketika kita berbicara tentang wisata di Jawa Tengah sebenarnya kita juga berbicara tentang Jawa Tengah itu sendiri secara keseluruhan. Kecintaan terhadap wisata tidak hanya diwujudkan dalam membangun obyek wisatanya saja, tetapi juga memperhatikan / membangun provinsinya. Misalkan saja suatu obyek wisata sudah dibangun dengan sangat bagus, tetapi di sepanjang perjalanan menuju ke sana banyak sampah menggunung dan menimbulkan bau tidak sedap tentu juga akan membuat para wisatawan enggan pergi ke sana.

 Di bidang pengembangan wisata kita mengenal adanya Sapta Pesona. Sapta pesona adalah kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau negara kita, agar wisatawan memperpanjang masa tinggal (length of stay) di suatu daerah serta memperoleh kepuasan atas kunjungannya. Sapta pesona terdiri dari tujuh unsur yaitu : aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.




Jalan menuju pantai Jatimalang rusak

Sumber : Http://berita.suaramerdeka.com/akses-jalan-menuju-obyek-wisata-rusak/


Kenyamanan dan keindahan dapat menimbulkan kenangan yang indah, di mana KENANGAN merupakan salah satu dari 7 unsur sapta pesona. Di dalam industri pariwisata infrastruktur merupakan salah satu faktor penting. Sayangnya, masih ada beberapa jalan raya Jawa Tengah yang kurang baik, misalnya jalan di jalur Kutoarjo ke Cilacap, jalan di Brebes yang berbatasan dengan Cirebon Jawa Barat, jalan antara Kebumen-Purworejo, dan Jalur Lingkar Selatan Selatan (JLSS) atau biasa disebut Jalur Deandles. Jalur Deandles menghubungkan Kabupaten Purworejo (Jawa Tengah) dan Wates, Kabupaten Kulonprogo (D.I. Yogyakarta). Di Jawa Tengah, jalur Deandles melintasi beberapa wilayah kabupaten seperti Purworejo, Kebumen dan Cilacap yang biasanya digunakan sebagai jalur alternatif dari Jawa Tengah menuju ke Jawa Barat. Sedikit banyak tempat-tempat wisata di daerah sana atau di sekitarnya pasti akan terpengaruh jika jalan-jalan tersebut rusak. Di Cilacap misalnya ada obyek wisata berupa pulau Nusa Kambangan, Teluk Penyu, kampung laut, Benteng Karang Bolong, dan Gunung Srandil; sedangkan di Brebes ada Waduk Penjalin, kebun teh Kaligua, dan Curug Puteri.



Taman Ganesha Sukowati Sragen digunakan sebagai tempat pacaran / mesum

Sumber: http://www.solopos.com/2015/07/03/mesum-di-sragen-waduh-taman-bunga-ganesha-jadi-ajang-mesum-620343?utm_source=dlvr.it


Tak hanya jalan, taman pun bisa menjadi sorotan. Taman Bunga Ganesha Sukowati misalnya, saat ini malah banyak digunakan sebagai tempat mesum. Longgarnya pengawasan membuat Ruang Terbuka Hijau (RTH) itu menjadi lokasi yang nyaman untuk pacaran. Tontonan ini tentu tidak sedap dipandang mata.

Hal lain yang tidak kalah memprihatinkan adalah kondisi sungai-sungai di Jawa Tengah. Setidaknya ada 35 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Jawa Tengah yang kritis, 15 di antaranya adalah sungai besar yang penting bagi irigasi dan air minum. Kritisnya sungai-sungai ini disebabkan karena faktor pencemaran, penggundulan lahan hutan, sedimentasi dan kerusakan di hulu. Di Boyolali bahkan sungainya mengering. Kondisi ini sangat mengancam kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah dan kelangsungan makhluk hidup di sana. Oleh karena itu, perlu ditangani secara serius. Salah satu langkah yang diambil untuk mengurangi dampaknya adalah dengan menanami lahan-lahan yang kritis.

Selain kritis, banyak sungai di Jawa Tengah yang tercemar, tercatat ada 136 sungai. Pencemaran yang terjadi karena limbah industri dan limbah domestik ini membuat air sungai berubah hitam dan berbagai limbah di atasnya kerap dijumpai. Ada limbah bungkus deterjen, sampo, plastik, juga limbah lainnya. Selain penampakannya yang kurang baik, baunya pun sangat busuk. Di antara sungai-sungai yang tercemar termasuk di dalamnya sungai di Jalan Pantai Utara (Pantura) Demak, padahal di Demak diketahui terdapat berbagai obyek wisata menarik. Obyek-obyek wisata tersebut misalnya Masjid Agung Demak, makam Sunan Kalijaga, makam Raden Patah, wisata bahari Morosari, wisata Pantai Surodadi, dan bekas Stasiun Demak.

Di Kali Babon juga dijumpai tumpukan sampah. Tanggulnya pun banyak yang rusak parah karena tergerus, bahkan di beberapa titiknya mengalami longsor. Kerusakan DAS menggerus tanggul jalan. Saat intensitas hujan tinggi, aliran sungai bahkan menggerus lahan tegalan milik warga. Terkikisnya tanggul ini membuat masjid dan pemukiman warga terancam longsor.  

Sungai Banjir Kanal merupakan sungai lain yang ikut terkena dampak pencemaran, padahal sungai ini merupakan sungai terbesar di kota Semarang sebagai gabungan sungai Kreo, Garang, dan Kripik dari hulu di Kawasan Gunung Ungaran. Banjir Kanal Timur (BKT) saat ini mengalami penurunan kapasitas alur sungai karena sedimentasi parah. Selain itu ada penyempitan bantaran sungai akibat bangunan liar dari jembatan Citarum sampai jembatan Kaligawe. Untuk mengatasinya diperlukan normalisasi, yaitu dengan meninggikan jembatan BKT dan pipa saluran air PDAM. Jembatan dan pipa yang terlalu rendah menyebabkan banyak sampah tersangkut dan kemudian menumpuk hingga menimbulkan kesan kumuh dan bau busuk yang menyengat. Langkah lain yang diambil sebagai upaya normalisasi adalah dengan menggusur ratusan kios dan toko di Sawah Besar. Kios-kios dan toko-toko tersebut merupakan bangunan permanen liar sehingga harus ditertibkan. Jika tidak ada halangan rencananya normalisasi Banjir Kanal Timur ini akan dimulai tahun 2017.

Selanjutnya adalah sungai legendaris Bengawan Solo. Di Sungai Bengawan Solo Purba di telaga Suling rencananya akan dilakukan pengembangan wisata terfokus yang bermuara di Pantai Sadeng. Selain akan dibangun waterboom, di sana juga akan dibuat satu paket wisata tradisional yang terdiri dari Pantai Srakung, Pantai Ngenyer dan Goa Pekalongan. Sayang, saat ini sungai Bengawan Solo termasuk di dalam daftar sungai-sungai yang tercemar di Jawa Tengah.

Kondisi jalan raya, taman, dan sungai ini menuntut tanggapan serius dari pemerintah, para pelaku industri, dan masyarakat. Wajah provinsi secara keseluruhan dapat menjadi cermin wisata di sana. Sebaliknya, wajah wisata pun bisa menjadi cermin provinsi Jawa Tengah. Oleh karena itu, sebagai perwujudan rasa cinta terhadap provinsi Jawa Tengah pada umumnya dan rasa cinta terhadap wisata pada khususnya maka diperlukan kepedulian dan dukungan dari semua pihak untuk menuju Jawa Tengah yang lebih baik. Jika kondisi Jawa Tengah sudah baik, sedikit banyak citra wisata di sana akan terangkat. Terutama mengenai sungai, lebih dari sekadar untuk kepentingan wisata, air juga sangat vital bagi kehidupan.





Sumber:
http://www.merdeka.com/peristiwa/cerita-gubernur-ganjar-ngamuk-lihat-jalan-di-jawa-tengah-rusak-parah.html
http://nasional.tempo.co/read/news/2015/04/20/058658978/jalan-moncrot-gubernur-ganjar-amat-malu-lihat-jawa-barat
http://www.tamankyailanggeng.com/p/sapta-pesona.html
http://www.nomadictrip.com/2015/03/daftar-tempat-wisata-di-cilacap-jawa.html
http://www.solopos.com/2015/07/03/mesum-di-sragen-waduh-taman-bunga-ganesha-jadi-ajang-mesum-620343?utm_source=dlvr.it&utm_medium=facebook
http://www.mongabay.co.id/2015/07/03/banyak-das-di-jawa-tengah-kritis-mengapa/
http://tempatwisatadaerah.blogspot.com/2014/11/daftar-tempat-wisata-di-kabupaten-demak.html
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/das-kali-babon-rusak/
http://citizen6.liputan6.com/read/835125/banjir-kanal-barat-ikon-baru-wisata-sungai-di-semarang
http://berita.suaramerdeka.com/banjirkanal-timur-mendesak-dinormalisasi/
http://metrojateng.com/2015/05/07/penuh-sampah-jembatan-banjir-kanal-timur-akan-ditinggikan/
http://metrojateng.com/2015/05/07/bkt-dinormalisasi-ratusan-kios-di-sawah-besar-segera-digusur/
http://www.sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-12143-bengawan-solo-purba-bakal-dipoles-.html



Jumat, 03 Juli 2015

Menanti Kelahiran R80, Mahakarya Indonesia

Impian BJ. Habibie beberapa tahun lalu sempat kandas dengan ditutupnya PT. Dirgantara Indonesia (dulu bernama IPTN). Penyesalan yang dalam muncul di hatinya menyayangkan akan terjadinya hal itu, padahal tidak semua negara mampu membuat pesawat sendiri. Pesawat N250 yang lahir tahun 1995 dan sempat jaya di masanya akhirnya hanya tinggal kenangan. N250 yang saat itu merupakan satu-satunya pesawat turboprop di dunia yang mempergunakan teknologi “Fly by Wire” dan sengaja dipersiapkan hingga tujuan 30 tahun ke depan (tidak mengalami ‘Dutch Roll’ berlebihan). Pesawat canggih yang sempat ditanggapi sinis oleh bangsa kita sendiri, “Apa bisa bangsa Indonesia membuat pesawat sendiri?”. Sayang, proyek N-250 pada akhirnya dihentikan oleh International Monetary Fund (IMF) karena krisis ekonomi 1998. Presiden memutuskan agar industri-industri strategis ditutup, termasuk IPTN. Hal ini diduga karena bencana akibat krisis dan persaingan yang begitu kompetitif di luar negeri tak didukung modal kerja dari pemerintah dan pemegang saham.



Pesawat R80

Sumber : http://news.metrotvnews.com/read/2015/04/13/385252/jokowi-janji-pesawat-habibie-jadi-proyek-nasional 


Kini, Habibie ingin membangun mimpinya kembali melalui PT. Regio Aviasi Industri, yaitu produsen pesawat yang didirikan dan sekaligus dimiliki olehnya. Rancangan terbarunya adalah pesawat R80 (Regio Prop 80), pesawat yang diharapkan mampu mengangkat pamor industri dirgantara nusantara setelah tenggelam hampir 17 tahun lebih. Dikatakan oleh Habibie bahwa pesawat ini secara desain dan mesin lebih efisien dan canggih daripada N250. Di Indonesia banyak terdapat bandara bertipe sedang dengan landasan pacu pendek, sehingga pesawat seperti inilah yang dirasa paling cocok di sini. Diharapkan alat transportasi ini bisa menjangkau hingga pulau-pulau terpencil di Indonesia. Untuk hal ini bahkan sudah dilakukan uji kelayakan selama 2 tahun di Amerika Serikat.

Adapun keunggulan dari pesawat ini adalah sebagai berikut:
·      Pesawat truboprop, yaitu pesawat terbang berbaling-baling.
Digerakkan oleh baling-baling sehingga kapasitas penumpang cukup banyak (80-90 orang)
·      Waktu berputarnya singkat
·      Kecepatannya lebih baik dibandingkan propeller yang ada saat ini. Diharapkan dengan kelebihan ini maka pesawat dapat menambah frekuensi perjalanan yang dilakukan.
·      Lebih ekonomis : murah dari segi harga, biaya pemeliharaan, dan irit bahan bakar.
·      Perawatan lebih mudah dibanding pesawat-pesawat produksi Amerika Serikat dan Eropa.
·      Menjangkau antarpulau atau provinsi di Indonesia.
·      Dapat dikendalikan secara elektronik (fly by wire).
Pesawat ini memiliki bypass ratio 40, lebih tinggi daripada Airbus atau Boeing yang hanya 12. Artinya, pesawat R80 tiga puluh persen lebih irit daripada Airbus atau Boeing. Semakin tinggi bypass ratio semakin cepat dan semakin irit bahan bakar.

R80 merupakan salah satu dari mahakarya Indonesia. Ia dikembangkan dari kegigihan, gotong-royong, dan kesabaran anak-anak bangsa. Pengerjaannya dilakukan oleh 50 ahli yang merupakan gabungan dari PT. Regio Aviasi Industri dan PT. Dirgantara Indonesia.

Pesawat ini memang sangat istimewa, ketika secara fisik belum dibuat bahkan sudah banyak maskapai yang memesannya, seperti Nam Air (100 unit), Kalstar (25 unit), dan Trigana Air (20 unit). Rencananya R80 akan diproduksi di dalam negeri. Pengembangannya membutuhkan dukungan finansial 50% dari pemerintah sehingga Habibie meminta bantuan Presiden Jokowi. Sisanya, 50% dari investasinya berasal dari swasta dan luar negeri hanya bisa cair jika dukungan pemerintah telah cair. Presiden Jokowi menyambut baik pesawat ini dan berjanji akan menjadikannya sebagai proyek nasional serta memproduksinya secara massal. Meskipun demikian, banyak rakyat Indonesia yang pesimis akan hal ini, mengingat proyek Esemka yang tidak jelas. Mereka takut R80 akan bernasib sama.

Saat ini pengerjaan R80 sudah memasuki fase akhir pengembangan dan diharapkan sudah bisa mengudara pada tahun 2019. Kita doakan saja pemerintah benar-benar mendukung proyek ini sehingga kelahiran R80 bisa sukses di tahun 2019 nanti! Mari kita nantikan R80 sebagai mahakarya Indonesia berikutnya!

Sumber:
http://tekno.liputan6.com/read/2213049/ini-keunggulan-pesawat-anyar-besutan-habibie
http://nasional.kompas.com/read/2015/04/13/15105701/Habibie.Minta.Jokowi.Bantu.Produksi.Pesawat.R80
http://news.metrotvnews.com/read/2015/04/13/385252/jokowi-janji-pesawat-habibie-jadi-proyek-nasional
http://www.merdeka.com/uang/pemerintah-siap-dukung-produksi-massal-pesawat-r-80-milik-habibie.html
http://www.dream.co.id/news/mengupas-kehebatan-r80-pesawat-anyar-besutan-habibie-140912w.html
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/7/15/n4.htm